Thứ Sáu, 27 tháng 5, 2011

Temu Kerja IPKB Jawa Tengah Tahun 2011

Tanggal 25-26 Mei 2011, saya mengikuti Temu Kerja IPKB (Ikatan Penulis Keluarga Berencana) Jawa Tengah di Hotel Sahid Jaya, Jalan Gajah Mada 82 Solo. Kehadiran saya dalam acara itu memenuhi amanat dari Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kab. Kendal yang menugasi saya untuk berperan serta di dalamnya. Padahal, saya sama sekali belum pernah terlibat dalam kegiatan serupa. Untung ada Pak Lilik Hamzah dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kab. Kendal yang secara tidak langsung memperkenalkan keberadaan IPKB sebagai mitra BKKBN dalam rangka percepatan revitalisasi program kependudukan dan KB di Jawa Tengah.

Nama sebagian pengurus IPKB Jawa Tengah yang hadir sudah ada yang pernah saya kenal, seperti Addy Susilobudi (ketua), Widyartono (wakil ketua), Udin Saeroji (wakil ketua), atau Tohar Tokasapu (sekretaris), yang selama ini menekuni profesi sebagai wartawan. Sedangkan, 70-an undangan yang hadir dari 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah, hanya beberapa gelintir yang saya kenal, seperti Maghfur Saan (Batang), Turah Untung (Kota Tegal), atau Roso Titi Sarkoro (Temanggung) yang ber-“profesi” sebagai penulis.

IPKBIPKBIPKBIPKBIPKBIPKBIPKBIPKBIPKBIPKB

Hadir sebagai keynote-speaker adalah Prof. Dr. Haryono Suyono, mantan Menko dan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada era Orde Baru yang kini menjadi Ketua Yayasan Damandiri. Dalam paparannya, Prof. Haryono mengungkapkan bahwa Indonesia akan mengalami ledakan penduduk usia dewasa dan usia tua yang perlu diwaspadai.

Untuk mengatasi ledakan penduduk yang tak kalah mencemaskan itu, tegas Prof. Haryono, perlu dibangun Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) untuk mengembangkan forum pemberdayaan terpadu yang dinamis. Dalam kesempatan tersebut, Prof. Haryono juga “menantang” IPKB Jawa Tengah, mampu tidak menggelar acara yang disiarkan oleh TVRI Jawa Tengah menjelang peringatan Hari Keluarga Nasional (29 Juni 2011) dengan menyajikan acara dengan kemasan yang menarik terkait dengan upaya percepatan revitalisasi program kependudukan dan KB. Sentilan lelaki separuh baya kelahiran Pacitan, 6 Mei 1938 itu, tampaknya mendapatkan respon positif dari pengurus IPKB Jawa Tengah yang hadir.

Paparan Prof. Haryono diperkaya dengan sajian materi tentang peran IPKB Jawa Tengah dalam upaya percepatan revitalisasi program kependudukan dan KB oleh Addy Susilobudi dan Syamsul Huda yang dimoderatori oleh Widyartono. Intinya, di tengah arus informasi yang demikian deras, baik melalui media cetak, elektronik, maupun media online, IPKB perlu menjadi mitra institusi pemerintah dalam menyebarluaskan informasi, menginternalisasi program-program kependudukan dan KB melalui berbagai tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi yang mencerahkan, informatif, komunikatif, menarik, dan menghibur.

Yang tak kalah menarik adalah pembahasan program kerja IPKB Jawa Tengah sebagai agenda utama Temu Kerja. Dalam forum tersebut, Ketua IPKB Jawa Tengah, Addy Susilobudi, mengungkapkan bahwa ada beberapa program yang diagendakan pada tahun 2011, di antaranya penerbitan media (buletin) secara rutin, Diklat kepenulisan, lomba penulisan, dan pembentukan IPKB kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Pembahasan program makin hangat ketika utusan dari berbagai kabupaten/kota diberikan kesempatan untuk menyampaikan saran dan masukan. Sayangnya, waktu yang disediakan terlalu pendek sehingga tidak mampu mengakomodasi semua aspirasi peserta yang ingin disampaikan dalam forum.

Saya yang baru pertama mengikuti Temu Kerja IPKB Jawa Tengah mengusulkan agar lomba penulisan dipilah menjadi dua kategori, yaitu umum dan pelajar/mahasiswa. Hal ini dimaksudkan agar program kependudukan dan KB bisa menjangkau kalangan yang lebih luas, termasuk kalangan pelajar/mahasiswa yang kelak akan menjadi stakeholder “utama” dalam proses revitalisasi program kependudukan dan KB. Selain itu, juga perlu digelar lomba blog khusus tentang program kependudukan dan KB. Hal ini dimaksudkan agar berbagai informasi dan pengetahuan yang terkait dengan program kependudukan dan KB bisa dengan mudah ditemukan di search-engine, sehingga proses penyebarannya makin masif dan meluas. Khusus tentang lomba penulisan, Bu Erna (Ketua Divisi Advokasi, Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) dari BKKBN Jawa Tengah, berpendapat bahwa lomba penulisan justru akan lebih menarik jika dimulai secara internal di kalangan pengurus IPKB kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Hmm … menarik juga. Setidaknya, para pengurus IPKB juga bisa memberikan contoh nyata bagaimana menyajikan tulisan tentang program kependudukan dan KB secara menarik, sebelum mengajak pihak lain untuk menulis.

Nah, kita tunggu saja, apakah hasil Temu Kerja IPKB se-Jawa Tengah tahun 2011 akan membuahkan ending yang manis atau justru sebaliknya. ***


Link to full article

Không có nhận xét nào:

Đăng nhận xét