Thứ Ba, 24 tháng 5, 2011

CINDERA GIGI

 

Senin Sore, 23 Mei 2011

Gigi saya sakit sekali.  Semalaman sulit tidur, kepala senut-senut.  Amat sangat tersiksa sekali deh sodara-sodara.

Selasa, 24 Mei 2011

Sakit gigi masih berlanjut. Saya putuskan untuk tidak masuk kantor … rencana hari ini adalah (dengan terpaksa) pergi ke Dokter Gigi … aaarrrgghhh …

Aku sudah tak kuat lagih …
Aku tak tahan lagih … Ohhh …

(ternyata menulis lebay itu enak yah … )(sensasinya memang tiada tara)

So akhirnya Pagi itu saya ke klinik dekat rumah.  Tak perlu menunggu lama saya langsung dipanggil masuk.

Maksudnya sih pengin minta obat penawar rasa sakit saja.  Namun Dokternya menyarankan untuk dicabut saja.  Supaya masalah ini tidak berulang-ulang dikemudian hari.  (komplit dengan acara menakut-nakuti nanti bisa tumor dan sebagainya-dan sebagainya)

Jadi ceritanya … ada akar gigi yang masih tertinggal di Gusi … Gigi saya ini dua tiga tahun yang lalu keropos lalu patah … Tinggallah sang akar gigi merana.  Rupanya inilah sumber permasalahannya selama ini.  Akar gigi itulah yang akan di cabut hari ini.

Waktu Eksekusi tiba.  Gusi depan saya, tempat akar gigi itu bercokol segera saja di anestesi.  Disuntik beberapa kali … Aarrgghhh … Please jangan tanya sakitnya.  Seketika bibir dan sebagian muka saya menjadi kebas … ba’al … Terasa bengkak.  Sungguh tak enak.  Dokter bekerja cepat … satu akar gigi yang agak besar tercabut sudah …

Ternyata akar gigi yang tertinggal di Gusi itu tidak hanya satu itu … ada dua … Sebelahnya pun ada akar gigi yang tersisa.   Suntik lagi … anestesi lagi … cabut lagi … arrgghh lagi …

Sekali dateng … Dua akar gigi tercerabut … !

”Sudah pak … sudah selesai … bapak ambil obat ke apotik dan menyelesaikan pembayaran dikasir ya pak …, ini resepnya !”.   Begitu kata susternya.  Trainer sibuk menggigit kapas untuk menahan pendarahan.   Mulut sengaja tidak saya buka … saya hanya mengangguk saja.   

Trainer pinter … nggak nangis dong …

Namun …
Saya hampir lupa satu hal … yaitu Akar gigi-gigi yang baru di cabut tadi.
Maka dengan memberanikan diri pada Dokter dan susternya …
Saya berusaha ngomong … dengan ucapan yang tidak sempurna (dengan mulut yang setengah terbuka) …

Kira-kira maksudnya adalah … ”Maap Dok … Akar Gigi yang barusan dicabut itu boleh saya bawa pulang nggak ?”

Dan Susterpun memasukkan dua patahan akar gigi tersebut kedalam Plastik Zip dan menyerahkan ke saya, sambil bertanya  …”Buat apaan pak ?”

Lalu setengah bersungut iseng saya berkata sekenanya …

”Buat jimat … !!!”  (huahahaha)

Dan Suster dan Dokter Gigi yang ada disana pun tertawa-tawa …
Sementara itu Trainer tetap merana …
Bibirnya masih ba’al tiada terkira …
Kasihan sekali deh …

Tapi hati puas … pulang dari klinik membawa oleh-oleh “cindera mata” …

atau lebih tepatnya … Cindera Gigi … !!!

(hhiiiiiiii)

.

.


Link to full article

Không có nhận xét nào:

Đăng nhận xét